Mengikut Kamus Dewan, gotong-royong bermaksud
tolong-menolong atau kerja bersama-sama. Aktiviti gotong-royong masih banyak
dilakukan di kampung-kampung namun sambutan di Bandar amat kurang memberangsangkan
pada masa kini. Ini kerana penduduk di Bandar terlalu sibuk dengan perkerjaan
mereka. Pada pendapat kami, aktiviti gotong-royong ini perlu dihidupkan kembali
dalam masyarakat di Negara ini untuk mengeratkan perpaduan di antara kaum. Gotong
royong juga sangat sesuai dengan ajaran islam, Islam menginginkan umatnya
saling mencintai, menyayangi dan saling berbagi, ini sangat sesuai dengan
prinsip gotong royong. Semangat gotong royong dalam islam juga boleh dijadikan
ukuran keimanan seseorang, dalam hal ini Rasulallah SAW. Bersabda dalam hadis
yang di riwayatkan Bukhari,Muslim,Tirmidzi,dan Nasai:
لايؤمن احدكم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه
“Tidak beriman salah seorang diantara kamu sampai ia
mencintai saudaranya sama dengan mencintai dirinya sendiri”.
Manakala, perpaduan bermaksud satu keadaan dimana rakyat
dari pelbagai kumpulan etnik, agama dan wilayah, hidup dengan aman sebagai satu
bangsa yang bersatu dengan memberi komitmen yang penuh keada identiti
kebangsaan berlandaskan kepada Perlembagaan Persekutuan dan Rukun Negara. Kaum
bermaksud budaya dan bangsa yang dibawa oleh individu.
Tambahan pula, silaturrahim Rasulullah SAW mengatakan dalam
H.R Bukhari dan muslim bahawa “barang
siapa yang ingin razekinya diluaskan dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah
menghubungkan tali silaturrahim.”
Istilah silaturrahim
ditengah-tengah masyarakat kita sering diertikan sebagai kegiatan
kunjung-mengunjungi, saling bertegur sapa, saling menolong, saling berbuat
kebaikan. Namun, sesungguhnya bukan itu makna silaturrahim sesungguhnya,
silaturrahim bukan hanya ditandai dengan saling berbalasan salam tangan atau
memohon maaf belaka. Bila mencermati dari asal katanya, yakni shilat atau
washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti
kasih sayang , maka silaturrahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang
antara sesama manusia. Silaturrahim juga bermakna menghubungkan mereka yang
sebelumnya terputus hubungan atau
interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Contohnya adalah
ketika ada salah satu pihak yang lebih dulu menyapa saudaranya, sementara
sebelumnya interaksi di antara keduanya sedang tidak harmonis, maka dialah yang
mendapat pahala lebih besar. Dan juga silaturrahim ditandai dengan hubungan
dengan hati , yakni keluasan hati.
Sebagaimana
yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, bahwa belia bersabda, “Yang disebut bersilaturrahim itu bukanlah seseorang yang membalas
kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturrahim itu ialah menyambungkan apa
yang telah terputus” (HR Bukhari).
Maka sudah menjadi kewajipan kita untuk saling
bergotong-royong diantara sesama manusia, saling mengajak untuk berbuat
kebaikan dan menjauhkan keburukan sejauh-jauhnya. Islam, tentu telah mengatur
hal tersebut dengan indahnya. Seperti apa yang Allah firmankan
“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat seksa-Nya.” (QS.
Al Maidah : 2)